Sabtu, 14 Juni 2014

Perjalanan Ke Selatan




Tak terasa sudah lama sejak entry terakhir, karena tidak ada ide dan kesibukan menganggur sehingga kegiatan menulis blog agak terlupakan. Saya mohon maaf apabila ada pembaca yang rindu akan tulisan saya. Oke perlu diketahui saya sudah tidak bekerja lagi di Navcore sejak Mei lalu, karena saya sedang mengejar impian saya menjadi seorang ustad selebritis, Jadi apabila ada dari pembaca yang budiman ini seorang sales kartu kredit atau asuransi ingin mengirimkan tawaran teruskan saja kirim ke Navcore jadi saya tidak perlu membacanya.

Dikarenakan banyak waktu luang, sayapun menyempatkan diri untuk berpergian ke selatan. kemanakah itu, ke sukabumi tepatnya dengan naik kereta. Sudah lama saya berkeinginan untuk naik kereta ke Sukabumi semenjak jalur Bogor-Sukabumi kembali dibuka, terasa keinginan yang menggebu untuk pergi naik kereta ke sukabumi. terakhir kali saya naik kereta ke sukabumi adalah ketika saya bersekolah di Sekolah Dasar which is 10 tahun yang lalu. Saya sangat menikamati perjalanan tersebut karena pemandangan yang indah, sawah dikanan kiri. diselingi jurang meskipun harus berbagi tempat dengan ayam, kambing dan sayur.

Saya berangkat dengan kereta argo parahyangan pada pukul 08:00 pagi dengan tarif 20.000 untuk kelas ekonomi AC dan 50.000 untuk eksekutif dan pastinya dalam rupiah. suasana dalam gerbong cukup ramai. dengan bangku 2-3 terasa cukup sempit. saya duduk bersama para senior-senior, Sepanjang perjalanan saya disuguhkan pemandangan hijau dikiri dan kanan, walaupun agak kurang jelas karena kaca jendela yang kotor tapi sedikit menghibur dikarenankan suhu gerbong yang panas karena AC yang kurang dingin.

Kereta Agro pangrango ini tidak langsung menuju Sukabumi, tapi berhenti di beberapa stasiun seperti Maseng, Cigombong,Cibadak dll. Karena saya akan menuju Sukabumi jadi saya akan turun di stasiun Sukabumi. Setelah kurang lebih 2 jam akhirnya sayapun tiba di stasiun sukabumi


 
 



Oke setalah sampai, perut  terasa lapar, saya memutuskan untuk mencari makan, makanan yang saya cari adalah bubur, Saya mencari bubur yang bernama bubur Bunut karena memang sudah terkenal dari membaca-baca rekomendasi di internet, alamatnya ada di jalan siliwangi, saya memutuskan jalan dari stasiun ke tempat tersebut karena tidak tau angkot  ingin menjelajahi sukabumi. ini sute saya ke bubur bunut.

Bubur sukabumi ini beda dengan bubur-bubur lainya, dimana kalau pada bubur lain jeroan (ampela-usus) dijadikan sate pada bubur sukabumi semua bahan tersebut disatukan dengan bubur jadi bubur akan terasa penuh sekali, kemudian karena jeroan sudah dimasukan ke bubur jadi tidak ada sate jeroan yang ada adalah kroket goreng dan ayam kampung goreng mantap sekali oh iya harga buburnya 13 ribu dan kroketnya 2 ribu.

ngiler ga tuh

kroket & ayam
Setelah senang kenyang saya melanjutkan perjalanan saya, rencananya saya akan ke selabintana, daerah dataran tinggi di Sukabumi, setelah bertanya kepada mamang2 tukang bubur saya disarankan untuk jalan ke jalan siliwangi untuk naik angkot no 10 berwarna merah karena disukabumi angkot dikelompokan berdasar warna . sayapun akhirnya jalan menuju jalan siliwangi




                 
Tetapi ada sebuah masalah, ternya angkot disukabumi tuh jarang yang memakai nomor, jadi hanya warnya saja, karena bingung sayapun berjalan tanpa arah (berkelana) untuk berkeliling2 sukabumi sambil melihat-lihat daerah sekitar. Sayapun menemukan balai kota sukabumi.


ke balai kota

dari balaikota saya mencari-cari dimanakah rute angkutan menuju selabintana, sambil mencari-cari melalui google maps. hingga akhirnya menemukan angkot tersebut setelah berjalan kurang lebih 30 menit melewati medan yang mendaki.

ini angkotnya
perjalan dilanjutkan dengan angkot (fyuh).

Ternyata jalan ke selabintana tidak mulus, jalannya berlubang-lubang seperti jalan hidup yang tak selalu mulus seperti paha cherry belle lumayan bikin eneg juga, tetapi akhirnya setelah kurang lebih 15 menit sampai juga di selabintana. setelah membayar tiket seharga 5000 rupiah kitapun boleh masuk ke selabintana meskipun ga ada tuh tiketnya hanya memberi uang ke satpam (meh).



Karena belum pernah ke Selabintana expektasi saya ini seperti kebun raya cibodas yang sangat luas, tetapi ternyata ini hanya sebuah resort yang berisi taman yang cukup lapang. seperti kebun raya. Tapi lumayan karena udara dan airnya lebih segar dari kebun raya Bogor. Karena saya kesini hari kerja jadi tidak terlalu ramai, hanya berisi para ABG yang sedang memadu kasih, ditemani ibu-ibu yang menyewakan tikar untuk duduk.





Disini juga dijual berbagai macam tumbuh-tumbuhan untuk dirumah



Setelah beristirahat dan Sholat (pencitraan) saya memutuskan untuk kembali ke kota sukabumi. naik kembali angkot merah tujuan selanjutnya adalah membeli makana favorit saya. Mochi. Turun di toserba Yogya yang terkenal di Sukabumi (Toserba yogya seperti sebuah terminal gelap, kebanyakan angkot lewat sini) jalan sedikit ke arah timur kita akan menemukan sebuah gang yang ada spanduk mochi arjuna. setelah itu masuk kedalam sapai menemukan sebuah rumah yang ada spanduknya juga.


Saya membeli mochi biasa dan mochi rasa durian, untuk harganya saya lupa, mungkin sekitar 25ribu satu buah. Setelah proses jual beli selesai. karena masih ada waktu saya memutuskan untuk jalan-jalan lagi. sampai menemukan sebuah lapangan dekat toserba yogya bernama lapangan merdeka, sepertinya daerah sini merupakan daerah pusat kota.



ada skate park-nya
Setelah puas akhirnya saya memutuskan untuk pulang, puas sekali berkeliling Sukabumi walaupun sudah tidak dingin seperti dahulu kala ketika pertama kali ke sukabumi yaitu keti SD dahulu. Tetapi masih ada satu pertanyaan yang tertinggal, Dimanakah letak rumah Abah dan teh Euis???

2 komentar :

Capsa Online mengatakan...

Terima kasih infonya ,, menarik sekali , keep posting :)


Anonim mengatakan...

kunjungi
http://webet188.com